Senin, 27 Februari 2023

#2 MATERI KEPENULISAN : MENULIS SESUAI PUEBI

PUEBI adalah Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Banyak cerita yang kita jumpai idenya bagus, cerita menarik, tapi PUEBI berantakan, hmmm...🤔

Apakah PUEBI sangat penting dalam kepenulisan? Tentu saja, kalau tulisan kita rapi, sedap dipandang, enak dibaca, editor pun tak butuh waktu lama untuk mengerjakan naskah kita. Mari menanamkan prinsip, “Cerita bagus, tulisan rapi.” Simak beberapa contoh di bawah ini:

1. Penggunaan tanda titik di akhir dialog

Contoh salah : “Aku sangat mencintainya”.

Contoh benar : “Aku sangat mencintainya.”

Jika dialog diiringi dengan narasi, maka ketentuannya seperti ini:

Contoh salah : “Bunga yang cantik.” menatap kagum bunga tersebut.

Contoh benar : “Bunga yang cantik.” Menatap kagum bunga tersebut.

Jika narasi berada di awal, maka ketentuannya menjadi:

Contoh salah : Hari tersenyum, “Kamu adalah matahariku.”

Contoh benar : Hari tersenyum. “Kamu adalah matahariku.”

2. Penggunaan tanda koma di akhir dialog

Tanda koma biasanya digunakan bersamaan dengan dialog tag:

Contoh salah : “Aku mencintaimu.” ungkap Hari.

Contoh benar : “Aku mencintaimu,” ungkap Hari.

Jika tag berada di awal dialog, maka ketentuannya menjadi:

Contoh salah : Hari berkata. “Aku mencintaimu.”

Contoh benar : Hari berkata, “Aku mencintaimu.”

3. Penggunaan tanda seru di akhir dialog

Tanda seru biasanya digunakan untuk menegaskan, memberi perintah, peringatan, teriak, atau marah:

Contoh salah : “Pergi dari sini.” bentak Hari.

Contoh benar : “Pergi dari sini!” bentak Hari.

4. Penggunaan tanda tanya di akhir dialog

Contoh salah : “Apa kamu yakin?” Tanya Hari.

Contoh benar : “Apa kamu yakin?” tanya Hari.

Jika di akhir dialog tidak ada dialog tag dan langsung narasi, maka ketentuannya menjadi:

Contoh salah : “Kenapa kau menolaknya?” diraihnya tangan Hari.

Contoh benar : “Kenapa kau menolaknya?” Diraihnya tangan Hari.

5. Tanda Elipsis

Contoh pada dialog yang memberi jeda: “Jadi … kau tidak mencintainya?”

Elipsis diapit spasi, dan kata setelah elipsis awalnya huruf kecil:

Bagaimana jika tanda elipsis berada di akhir dialog?

Contoh 1 : “Hari, berhentilah memarahinya. Kumohon ....”

Contoh 2 : “Hari, berhentilah memarahinya. Kumohon ...,” pinta Meta.

Kenapa berbeda? Karena pada contoh 1 tidak ada kalimat setelahnya, jadi 3 titik itu elipsis dan satunya adalah tanda titik. Sedangkan contoh 2, masih ada kalimat yang menyertainya.

6. Penggunaan tanda dash (–)

Biasanya digunakan untuk dialog yang terputus-putus atau terpotong:

Contoh 1 : “Ti–tidak aku bersungguh-sungguh, Hari.”

(ini dialog terputus-putus)

Contoh 2: “Jadi kau ber–“

(ini dialog terpotong karena seseorang langsung menyergah)

7. Penggunaan kata ‘kan’ dalam dialog

Banyak juga sahabat Diary Sesi yang suka menulis menggunakan kata ‘kan’. Namun, masih banyak salah penulisan:

Contoh 1 : “Dia sahabatmu, kan?”

Contoh 2 : “Aku ‘kan setia padamu.”

Mengapa berbeda?

Pada contoh 1, sebelum kata ‘kan’ diberi tanda koma. Sedangkan pada contoh 2 kata ‘kan’ di sana memakai tanda Apostrof.

8. Penggunaan nama atau panggilan dalam dialog

Perhatikan!

Contoh 1 : “Aku harap Ibu memahamiku,” ucap Hari.

Contoh 2 : “Aku berharap ibumu merestui hubungan kita,” ucap Hari.

Pada contoh 1, kata ‘Ibu’ ditulis kapital karena orang yang dimaksud sedang ada di tempat, sedang kita ajak bicara. Sementara pada contoh 2, sang ibu tidak ada di tempat.

Dalam narasi kata ayah, ibu, kakak, dll, tidak perlu pakai kapital.

Contoh lain:

“Nak, kamu harus bangun, Nak?”

“Nak, ayo bangun, Sayang!”

(sebelum dan sesudah nama sapaan pakai tanda koma, nama sapaan ditulis kapital)

Contoh lain :

“Kata pak Danu, kita lurus saja.”

“Terima kasih, Pak Danu, atas undangannya.”

Mengapa kata ‘pak’ berbeda? Seperti contoh awal, kata pak pada dialog pertama menunjukkan bahwa pak Danu tak ada di tempat. Sedangkan Pak Danu di contoh berikutnya, sudah jelas sedang diajak bicara.

Penulis yang hebat itu bukan hanya penulis yang bisa menulis cerita keren, tetapi juga bisa menulis dengan PUEBI yang baik dan benar. Semangat menulis🌻

Kamis, 16 Februari 2023

#1 MATERI KEPENULISAN : KOSA KATA DAN DIKSI DARI BERBAGAI MACAM BAHASA

Kosa kata dan diksi dari berbagai sumber (KBBI, Tesaurus, Sanskerta, Pali, dsb);

Asmaraloka : Dunia yang penuh cinta kasih

Angkara : Kebengisan

Agni : Dewa Api

Aba : Ayah

Amerta : Tidak Mati/Abadi

Akara : Bayang

Ambu : Aroma

Anala : Api.

Adikara : Berkuasa

Atma : Jiwa/Nyawa

Bumantara : Angkasa

Bentala : Bumi

Bagaskara : Hari yang panas

Biomassa : istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa organik yang berasal dari tanaman pertanian, alga, dan sampah organik

Bisa : Ada dua arti (1. Mampu melakukan sesuatu 2. Sejenis racun)

Dahaga : (1. Haus 2. Mendamba)

Durjana : Jahat/Penjahat

Entitas : Sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, walaupun tidak harus dalam bentuk fisik

Erinyes : Dewi kemarahan dan pembalasan (Ada 3 dewi: Alekto, Tisifon & Megaira)

Ema : Ibu

Enigma : Misterius

Elusif : Sukar dipahami

Eksistensi : Keberadaan

Esensi : Hakikat, inti, dan hal yang pokok

Euforia : Kebahagiaan ekstrem pada situasi tertentu dan terkadang melebihi kewajaran

Fana : Dapat rusak (hilang, mati), tidak kekal, segala yang ada di dunia

Fatamorgana : 1. gejala optis yang tampak pada permukaan yang panas, yang kelihatan seperti genangan air; 2. hal yang bersifat khayal dan tidak mungkin dicapai

Harsa : Kebahagiaan

Icarus : Bintang terjauh

Janaloka : Tempat bermain di dunia (Dunia)

Karunasankara : Pemaaf

Kamma : Perbuatan

Konstelasi : Kumpulan orang, sifat, atau benda yang berhubungan

Lengkara : Mustahil

Monasrita : Anak perempuan yang pendiam

Methuselah : Bintang tertua

Megaira : Dewi angkara murka (Salah satu dari 3 erinyes)

Nemesis : Dewi pembalasan yang menghukum orang-orang yang telah lancang menentang para dewa

Ngajab : Berharap

Nirmala : Tanpa cacat cela

Nabastala : Langit

Nafsi : Diri sendiri

Niskala : Abstrak

Prasaja : Sederhana

Renjana : Rasa hati yang kuat (Cakupannya cukup luas)

Rudra : Dewa angin

Ruai : Kurang kukuh—kurang kuat

Sembagi Arutala : Seseorang yang memiliki cita-cita dan keinginan

Sapta Timira : Tujuh unsur atau sifat yang menyebabkan pikiran orang jadi gelap

Sabda Bhagawadgita : 18 Poin tentang hidup

1. Hidup adalah tantangan, sambutlah.

2. Hidup adalah anugerah, syukurilah.

3. Hidup adalah petualangan, tantanglah.

4. Hidup adalah duka-cita, tanggulangilah.

5. Hidup adalah tragedi, hadapilah.

6. Hidup adalah kewajiban, lakukanlah.

7. Hidup adalah permainan, bermaninlah.

8. Hidup adalah misteri, singkaplah.

9. Hidup adalah nyanyian, bernyanyilah.

10. Hidup adalah kesempatan, ambillah

11. Hidup adalah perjalanan, lengkapilah.

12. Hidup adalah janji, tepatilah.

13. Hidup adalah kasih sayang, nikmatilah.

14. Hidup adalah indah pujilah.

15. Hidup adalah perjuangan, berjuanglah.

16. Hidup adalah semangat wujudkanlah.

17. Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah.

18. Hidup adalah cita-cita capailah.

Suam : Hangat

Satu dasawarsa : 10 Tahun

Saujana : Sejauh mata memandang

Sara Bara : Tidak tentu arah

Sewindu (1 windu) : 8 tahun

Tabula Rasa : Manusia lahir tanpa isi (Seperti kertas putih tanpa noda, kosong)

Tana layu : Tidak layu

Wanondya : Gadis remaja

Yama : Dewa alam baka

Sampai jumpa di koleksi kosa kata dan diksi kita selanjutnya^•^?

Selasa, 14 Februari 2023

APA ITU LITERASI?

Sesuai janji, Minday akan berbagi sedikit informasi perihal literasi. Di sini ada yang tahu literasi itu apa?
Literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “Membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.

Tapi, sebelum mempelajari sesuatu, ada baiknya kita tahu, apa tujuan kita melakukannya? Apakah kita menyukainya? Atau, sekadar ingin tahu saja? Karena untuk mempelajari sesuatu, maka kita harus jatuh cinta terlebih dahulu pada hal tersebut.

Jadi, sampai jumpa di materi-materi Dunia Imajinasi berikutnya, ya🤗🙌🏻